Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
dilarang saling mendahului
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Tips Membaca Cepat (1)

Salah satu perbedaan yang menyolok antara kuliah di sini dengan di Indonesia adalah jumlah bacaannya. Di sini bacaannya banyak sekali ! Dan bacaan ini harus dibaca sebelum kuliah. Sekedar gambaran, bacaannya biasa berupa paper yang panjangnya belasan sampai dua puluhan halaman dan untuk setiap kuliah bisa 2-3 paper seperti itu. Akhirnya untuk membaca saja butuh waktu berjam-jam.

Karena tekanan yang seperti ini saya jadi lebih tertantang untuk mengembangkan teknik membaca cepat. Untuk sekarang ini saya sedang belajar membaca cepat dengan dua hal saja, yaitu:

   1. Menghilangkan subvokalisasi
      Subvokalisasi ini adalah suara yang biasa “ikut membaca” di dalam pikiran kita. Jadi waktu kita membaca, di dalam pikiran kita seperti ada suara yang menyuarakan bacaan itu. Ternyata ini sangat menghambat kecepatan membaca, karena otak kita sebenarnya mampu membaca dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada suara di dalam pikiran kita itu. Karenanya salah satu teknik membaca cepat adalah dengan menghilangkan suara ini. Tidak mudah memang karena sudah jadi kebiasaan bertahun-tahun, tapi bagaimana pun kita perlu belajar melakukannya.
   2. Jangan kembali ke belakang
      Nah, ini malah lebih sulit lagi. Kalau kita sudah melewati suatu bagian bacaan maka jangan sekali-kali mengulang lagi bagian itu. Baca terus dan maju terus. Ada yang terlewat ? Jangan hiraukan, maju terus ! Ada kata-kata yang hilang ? Jangan hiraukan juga, maju terus ! Pokoknya maju terus pantang mundur ! Intinya di sini adalah kita harus membaca untuk mendapatkan ide, bukan untuk mendapatkan kata per kata (lihat juga post Ide per Menit). Kembali ke belakang akan sangat mengurangi kecepatan membaca kita sementara dengan maju terus toh idenya akan kita dapatkan.


Sumber: GayaHidupDigital.com

Gambar: GettyImages

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sukses Adalah Sebuah Perjalanan!

Semua manusia ingin berhasil. Kesuksesan ataupun keberhasilan telah menjadi kebutuhan setiap insan manusia di muka bumi ini. Itulah sebabnya orang menempuh berbagai cara untuk memperolehnya. Salah satunya dengan jalan pendidikan formal. Sayangnya sukses bukanlah hal yang bisa dengan mudah bisa diraih setiap orang. Orang bijak selalu berkata, tidak ada kesuksesan tanpa pengorbanan.

Meski sukses telah menjadi kebutuhan mutlak setiap manusia, tidak semua orang memiliki pandangan yang sama tentang arti kesuksesan. Ada yang menganggapnya sebagai kekayaan. Kelompok ini umumnya mencurahkan hidupnya untuk menumpuk harta. Mereka melihat uang sebagai simbol kesuksesan. Itulah sebabnya mereka menjadi serakah dan amat menjunjung tinggi uang.

Orang-orang seperti ini hidupnya terasa hampa. Mereka umumnya cepat curiga terhadap orang lain. Amat sulit bagi mereka untuk berpikir positif terhadap orang lain. Kalau ada yang mencoba dekat, mereka lantas berpikir, “Jangan-jangan orang ini mau mengambil harta saya.” Seorang yang bijaksana pernah berkata, orang yang menomorsatukan harta tidak akan menemukan arti hidup yang sejati. “Dimana hartanya berada, di situlah pula hatinya berada.”

Selain kekayaan, ada juga orang yang mengidentikkan kesuksesan dengan ketenangan hidup. Kelompok ini tidak suka macam-macam. Sebagian bahkan cenderung pasif dan menjauhkan diri dari kehidupan masyarakat. Sikap seperti ini juga merupakan sebuah pilihan dan kita tidak bisa mengatakan itu keliru.

Ada juga orang yang mengidentikkan kesuksesan dengan ketenaran. Mereka rela menempuh jalan panjang untuk populer. Perjalanan panjang ini terkadang sangat melelahkan sehingga beberapa memilih jalan pintas dengan mempraktekkan cara-cara kurang terpuji.

Meski demikian, sukses bukanlah sebuah tujuan akhir; sukses adalah sebuah perjalanan. Sukses adalah sebuah perjalanan! Jika kita telah berhasil meraih sebuah impian, kita tetap harus meneruskan perjalanan. Akhir dari perjalanan itu adalah ketika kita menutup mata dan kembali ke hadirat-Nya. Motivator dan pakar kepemimpinan, Dr. John C. Maxwell selalu menegaskan agar dalam perjalanan sukses itu kita senantiasa melakukan apa yang harus kita lakukan. Intinya, tempuhlah perjalanan sukses dengan benar dan hargailah prosesnya bukan hasil akhir.[sf/sa]


Sumber: seruu.com

Gambar: GettyImageshttp://seruu.com/http://www.gettyimages.com/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Motivasi Belajar

Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan.

Misalnya, seorang anak mau belajar dan mengejar rangking pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya.

Contoh lainnya, seorang mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi agar lulus dengan predikat cum laude. Setelah itu, dia bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang hebat dengan tujuan membahagiakan orangtuanya.
Apa saja, sih, faktor-faktor yang membedakan motivasi belajar seseorang dengan yang lainnya?
Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya:

    * Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual
    * Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual
    * Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
    * Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
    * Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

Stimulus motivasi belajar
Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:

    * Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
    * Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.

Tips-tips meningkatkan motivasi belajar
Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi.

Yuk, ikuti tips-tips berikut untuk meningkatkan motivasi belajar kita:

    * Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar
      Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.

      Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi.

      Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.

    * Belajar apapun
      Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.

    * Belajar dari internet
      Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis Free-English-Course@yahoogroups.com.

      Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
      Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.

      Cari motivator
      Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahkan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.

      "Resep sukses: Belajar ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain bermalasan, dan bermimpi ketika orang lain berharap." --William A. Ward


Sumber: AnneAhira.com

Gambar: GettyImageshttp://www.anneahira.com/http://www.gettyimages.com/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ada Lho Tips Jadi Orang yang Beruntung, Mau Tengok?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Anda kurang beruntung, kalimat itu mungkin saja sering anda dengar. Lalu terbayang dipikiran anda, kalimat yang terlontar itu merupakan wujud simpati seseorang terhadap pihak yang sedang sial, gagal mendapatkan uang jutaan rupiah atau mungkin gagal mendapatkan sesuatu yang sebenarnya sudah digenggaman tangan namun naas terlepas dan menguap.

Selama berabad-abad keyakinan tentang keberuntungan telah ada. Bahkan kepercayaan tentang keberuntungan tetap hidup sampai sekarang.

Apa bedanya dahulu dengan sekarang? Masuknya agama sebagai pentunjuk hidup sebagian masyarakat telah mengubah makna keberuntungan yang identik dengan mitos, pagan atau takhayul menjadi lebih realistis dan logis. Ibarat hukum sebab akibat, siapa yang berbuat maka dialah yang menuai. Seseorang yang belum beruntung berarti dirinya harus lebih ekstra kerja keras atau lebih giat lagi berusaha.

Lantas bagaimana cara untuk membuka jalan keberuntungan anda? Pertama yang dilakukan, pahami bahwa hidup merupakan anugerah. Sebuah studi di AS mengungkap sebagian masyarakat merasa beruntung karena mereka memaksimakan potensi yang dimiliki, membuat target yang hendak dicapai dengan disertai harapan positif dan mengadopsi sifat kesabaran.

Cara yang kedua, sesorang yang beruntung merupakan sosok yang membuka pikiran untuk hal apapun. Sebagai contoh, sebuah riset pernah dilakukan untuk menguji seberapa beruntung seseorang dalam menebak jumlah foto yang terdapat dalam sebuah surat kabar.

Hasilnya, sosok yang tidak beruntung menghabiskan waktu 2 menit sedangkan sosok yang beruntung menghabiskan waktu 1 menit. Mengapa bisa demikian?

Pada sosok yang beruntung dia cukup mencari halaman dua yang memiliki keterangan jumlah foto yang ada. Sebaliknya, sosok yang beruntung harus melihat semua halaman. Kebanyakan orang yang tidak beruntung disebabkan mereka tidak memanfaatkan kesempatan lantaran terlalu sibuk dengan hal lain. Sebaliknya orang yang beruntung justru lebih peka.

Hal lain yang dibutuhkan seseorang untuk menjadi sosok yang beruntung adalah ketika mereka membuat putusan yang penting, buatlah rute perjalanan yang tepat,  bertemu dan bertanya pada orang yang berkapasitas. Ini ibarat seseorang memiliki kebun apel.

Pada awalnya mungkin anda tidak akan peduli dengan bagian mana yang anda akan petik. Lama kelamaan, anda mulai kesulitan. Jika sudah demikian, anda sebaiknya mencari bagian baru dari kebun. Dengan cara itu, peluang anda mendapatkan apel semakin besar.

Cara ketiga adalah bersyukur. Seseorang yang beruntung adalah sosok yang tidak pernah puas namun tetap bersyukur dengan hasil yang diperoleh. Sebagai contoh, seorang atlet yang beruntung tengah mengikuti olimpiade. Dikesempatan itu ia memperoleh medali perunggu. Dia tidak merasa puas namun begitu bahagia karena memperoleh medali perunggu.

Mengapa begitu? Pada kesempatan berikutnya atlet yang semula mendapat perunggu masih berpotensi mendapatkan medali emas. Sebaliknya, atlet yang kurang beruntung cenderung puas dengan medali perunggu yang diperoleh.

Contoh lainnya, ketika anda berada di bank. Tanpa diduga ada perampok yang masuk ke dalam bank. Perampok itu kemudian menembak lengan anda. Bagaimana sikap orang yang beruntung?

Sosok yang beruntung pada pristiwa itu mengatakan dirinya bersyukur hanya tertembak bagi lengan. Sementara sosok yang tidak beruntung akan mengatakan,"Hari yang burukm,". Dua contoh diatas bila dirujuk pada ilmu psikolog merupakan konsep berpikir faktual.

Bagaimana, tertarik menerapkan? Semoga anda termasuk orang yang beruntung.


Sumber: Republika.co.id

Gambar: Corbis

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS